Tuesday, July 16, 2013

Memiliki (tidak) Sama dengan Mencintai

apakah pernah kita sejenak berfikir tentang apakah definisi dari mencintai? tapi biasanya setiap kali ditanya apa itu cinta dan apa itu mencintai, sebagian besar orang akan mengatakan bahwa 'cinta' atau 'mencintai' adalah sebuah pengertian yang terlalu luas, terlalu relatif, dan terlalu abstrak untuk diuraikan dalam kalimat-kalimat berbahasa.

hmmm..

maaf, tapi saya keras kepala. saya masih saja ingin menguraikan maknanya secara perlahan. setidaknya, menurut pemikiran saya dan pengalaman yang saya punya (entah itu saya alami sendiri, hasil saya mengamati, hasil saya ngerumpi, atau hasil saya nguping sana sini). itu terserah saya. sepakat?

baik.

ketika kita pergi ke sebuah mall, atau yah.. toko lah minimal, kita pasti akan mempunyai keinginan untuk membeli sesuatu. entah apapun itu. di saat kita memiliki uang untuk membeli barang tersebut, kita (biasanya) tidak akan ragu untuk segera membelinya dan segera memiliki barang tersebut. NAH! muncul kata memiliki, kan? setelah kita memberikan uang kepada sang penjual, barang tersebut berpindah tangan ke tangan kita dan bisa kita bawa pulang untuk kita miliki.

sederhananya, demikianlah bagi saya definisi memiliki. bagi saya, memiliki yang mempunyai arti mendekati absolut hanya bisa diaplikasikan pada benda-benda. yah, ini sih analogi saya saja. kalian boleh, kok, mempunyai analogi lainnya. ;)

lalu, apa hubungannya memiliki dengan mencintai?

banyak orang yang sedang jatuh cinta dan memiliki pasangan menyalahkaprahkan definisi tersebut. asumsi yang banyak saya temui adalah ketika mereka sudah memiliki pasangan, maka pasangan tersebut adalah miliknya seorang. (kalau tertawa ala @sudjiwotedjo begini: heuheuheuheu..)

saya pernah membaca di sebuah akun Twitter sebuah kalimat menarik. begini kalimatnya: a beautiful girl never really belongs to you.

hahahahaha, see? pernyataan tersebut sedikitnya sudah membuktikan bahwa kita tidak pernah bisa memiliki siapapun. semua manusia di dunia ini hakikatnya hanya milik satu saja, Tuhan Yang Esa. :) sederhana bukan?

kembali lagi.

mencintai memang hak setiap manusia di bumi ini. siapapun berhak mencintai siapapun. tidak ada hukum yang melarang kita mencintai siapa. tapi, bukan berarti ketika kita sudah mendapatkan cinta orang yang kita harapkan mencintai kita maka kita berhak mengklaim dia sebagai 'milik' kita. NO. kalaupun terucap kata 'kepemilikan' itu, kepemilikan itu bukanlah kepemilikan absolut yang lalu menghalalkan diri kita berbuat semena-mena dan seenaknya.

mencintai harus dikembalikan kepada hati. mencintai TIDAK sama dengan memiliki.

bahkan seringkali, mencintai juga berarti membiarkan cinta kita berdiri sendiri.
tanpa diketahui.
tanpa dibalas dengan dicintai.
atau bahkan, sering juga, yang mencintai itu ditinggal pergi.

tapi, ada juga yang saling mencintai. banyak. :)

cheers.
Share:

Saturday, July 6, 2013

Kita dan Jarak

menurutmu, apa yang membuat kita nampak seperti sembilu yang saling menyakiti ulu? jarak, katamu. biarkan sejenak aku berpikir. sebentar.. aku ingin bertanya kepada mereka, apakah sebenarnya jarak itu?

kata mereka:
"jarak adalah bilangan yang memiliki kekuatan untuk memisahkan."

aku berlari menuju jawaban lain. aku belum puas.

"jarak adalah angka yang terlambang atas suatu tempat dan tempat lainnya."

ah, sama saja.

bukan ini. bukan ini. begitu teriakan hatiku bertalu.

lalu?

aku harus bertanya kepada siapa ya kira-kira?

aku sendiri berpribadi yang bermusuhan dengan jarak. namun bukan jarak yang bilangan. bukan pula jarak yang tersusun dari angka puluhan, ratusan, jutaan, atau bahkan milyaran.

jadi begini..

aku mencintaimu. akan selalu begitu.
tiba-tiba makhluk [yang katanya] bernama jarak ini hadir di antara kita. tidak jauh, mungkin hanya beberapa ratus kilometer saja. [ah, lagi-lagi angka] [ah, angka lagi, angka lagi]

tapi,
mengapa anehnya aku tidak pernah merasa jauh darimu, ya? bagiku, hatiku adalah rumah untukmu. begitupun kamu yang mendeklarasikan hatimu sebagai rumahku. begitulah, perjanjian atas ikatan entah ikatan apa yang kita punya dan sepakati bersama.
begitu bukan, Sayang?

Sayang, bukankah bagi kita jarak memiliki definisi lain? dan kita sudah bersumpah janji bahwa jarak itu tidak diijinkan memasuki pintu manapun dalam ruang relung kita.
sudah, jangan bingung. jarak ya jarak.

bagi kami, para pecinta sejati ini, jarak terjauh bukan milyaran kilometer atau milyaran tahun cahaya yang terhitung dan terefleksikan dalam ukuran angka.
bukan.

jarak adalah ketika kalian bersama, berdua, saling menatap mata dan menyelami isi hati berdua, tidak ada lagi kata kita, tidak lagi ada bersama, dan tidak lagi ada cinta.
itulah hakikat jarak sesungguhnya.

mengertikah?
Share:

Friday, July 5, 2013

Tuhan, Aku Terlahir Memalukan

Tuhan;
apakah aku terlahir memalukan?
sampai nista kerap menghampiri
dan enggan pergi?

Tuhan;
apakah aku terlahir di kubangan dosa?
sehingga surga rasanya jauh tak tergapai
hanya api neraka yang menjelaga hati

Tuhan;
apakah aku ditakdirkan berada di labirin kesesatan?
sehingga jalanku nampak tidak karuan
sehingga kebenaran hanya sebuah definisi tidak beraturan

Tuhan, apakah aku terlahir memalukan?
Share: