menurutmu, apa yang membuat kita nampak seperti sembilu yang saling menyakiti ulu? jarak, katamu. biarkan sejenak aku berpikir. sebentar.. aku ingin bertanya kepada mereka, apakah sebenarnya jarak itu?
kata mereka:
"jarak adalah bilangan yang memiliki kekuatan untuk memisahkan."
aku berlari menuju jawaban lain. aku belum puas.
"jarak adalah angka yang terlambang atas suatu tempat dan tempat lainnya."
ah, sama saja.
bukan ini. bukan ini. begitu teriakan hatiku bertalu.
lalu?
aku harus bertanya kepada siapa ya kira-kira?
aku sendiri berpribadi yang bermusuhan dengan jarak. namun bukan jarak yang bilangan. bukan pula jarak yang tersusun dari angka puluhan, ratusan, jutaan, atau bahkan milyaran.
jadi begini..
aku mencintaimu. akan selalu begitu.
tiba-tiba makhluk [yang katanya] bernama jarak ini hadir di antara kita. tidak jauh, mungkin hanya beberapa ratus kilometer saja. [ah, lagi-lagi angka] [ah, angka lagi, angka lagi]
tapi,
mengapa anehnya aku tidak pernah merasa jauh darimu, ya? bagiku, hatiku adalah rumah untukmu. begitupun kamu yang mendeklarasikan hatimu sebagai rumahku. begitulah, perjanjian atas ikatan entah ikatan apa yang kita punya dan sepakati bersama.
begitu bukan, Sayang?
Sayang, bukankah bagi kita jarak memiliki definisi lain? dan kita sudah bersumpah janji bahwa jarak itu tidak diijinkan memasuki pintu manapun dalam ruang relung kita.
sudah, jangan bingung. jarak ya jarak.
bagi kami, para pecinta sejati ini, jarak terjauh bukan milyaran kilometer atau milyaran tahun cahaya yang terhitung dan terefleksikan dalam ukuran angka.
bukan.
jarak adalah ketika kalian bersama, berdua, saling menatap mata dan menyelami isi hati berdua, tidak ada lagi kata kita, tidak lagi ada bersama, dan tidak lagi ada cinta.
itulah hakikat jarak sesungguhnya.
mengertikah?