hatiku retak.
tapi aku tidak ingin memperbaikinya.
sudahlah, nampaknya lebih baik begitu saja. mungkin saat tercipta, dia memang sudah demikian adanya. hatiku memang retak dan terluka, tapi tidak satupun ada yang bisa menyembuhkannya. hanya Sang Kuasa, satu-satunya yang menciptanya.
hatiku retak.
tapi aku tidak ingin memperbaikinya.
aku tidak tahu juga mengapa dia retak. entah karena ulah setan yang menggertak. entah karena hidup yang berjalan kurang bijak. entah karena hati yang memang sudah kalah telak. kalah akan pilihan hidup yang terus saja memberikan kata tidak.
hatiku retak.
tapi aku tidak ingin memperbaikinya.
mungkin retaknya sudah terlalu fatal. sampai sampai apapun yang aku lakukan akan menerbitkan sesal. sampai rasanya sakit ini terasa kekal. sudahlah, yang sudah terjadi tidak akan mungkin batal. mungkin saja hatiku sudah terlampau binal.
hatiku retak.
hatiku retak.
lelah pula aku berteriak.