Yogyakarta, 4 Februari 2018
di tembok sebelah Sellie Coffee
besok adalah tanggal 27 kedelapan di tahun keempat pernikahan kami. kalian pernah mendengar lagu Lauv yang berjudul Like Me Better? kalau belum, oke, saya tuliskan beberapa penggal liriknya di bawah ya.
damn,
I like me better when I'm with you
I like me better when I'm with you
I knew from the first time, I'd stay for a long time
'Cause I like me better when--
I like me better when I'm with you
laki-laki di sebelah saya itu adalah a total stranger dalam hidup saya. saya tidak pernah mengenal dia sebelumnya. saya tidak pernah tahu sama sekali latar belakang hidupnya sebelum ketemu saya. and yet, here we are. happily married. hopefully and insyaaAllah ever after, allahumma amin. kadang saya sering berpikir saya berani sekali memutuskan mengatakan "ya" ketika dia mengajak saya menikah. lebih heran lagi adalah ketika saya tahu kedua orang tua saya menyetujuinya. saya tidak perlu memuji sifatnya atau kebaikannya di sini karena kalau dia tidak baik, orang tua saya tentu tidak akan menitipkan anak perempuannya ini ke dia.
dia.
kami berdua sama-sama memiliki pribadi yang kompleks. khususnya saya. jarang sekali ada orang yang "betah" berteman dengan saya. lha ini orang kok ya mau seumur hidup kepengen sama saya. kan ajaib. berbagai try out dan ujian sudah saya berikan ke dia demi menguji kesabarannya dengan segala ritme mood dan sifat saya yang begitu rumit. kok ya alhamdulillah betah. then again, here we are.
dia sudah seperti tong sampah di hidup saya. apa saja saya ceritakan ke dia. apa saja.
saya ulang lagi,
APA SAJA.
bahkan saya sadar saya tidak bisa bohong ke dia. untuk apapun.
jadi mau belanja berapapun ya dia pasti tahu. #ujungujungnyabelanjajuga
dia pasti rolling eyes kalau baca masalah belanja.
oh ya,
dia tidak pernah melarang saya belanja apapun :)
nah,
dia juga yang selalu saya beritahu kalau saya ini paling nggak pedean orangnya. saya ini orang yang paling tidak bisa disuruh berada di depan layar, tampil, haha hihi. paling anti. sampai saya sering dibilang anti sosial. tapi saya tidak peduli. dan dia, anehnya, peduli. dengan caranya sendiri. tidak pernah memaksa saya melakukan apapun yang tidak saya suka tapi selalu mengatakan kalau saya pasti bisa. melakukan apa saja.
bengong kan?
sama.
entahlah, saya selalu merasa saya menjadi lebih baik dalam hal apa saja kalau sudah sama dia. nyetir jadi lebih keren (padahal ya tiap hari nyetir), dandan jadi lebih cuantik (padahal ya segitu-gitu aja mentok mukanya), kerja jadi lebih semangat (kalo ini beneran), dan masih banyak hal baik lainnya yang bisa dia tularkan ke saya. semoga kita bisa terus sama-sama sampai tua ya, Mas. tetep romantis dan baik. tetep gembul, gapapa kok, empuk.
I love you.
27
0 Comments:
Post a Comment