Wednesday, April 20, 2022

Pa, Aku Rindu.

Pa, aku rindu.
Bagaimana kabarmu malam ini? Aku kerap bercanda tentangmu, menertawakan kegetiranku. Namun aku belum sekuat itu. Memandang potret dirimu aku masih runtuh. Menatap raut wajah terakhirmu aku masih meluruh. Aku tidak akan pernah bisa terbiasa tanpamu. Tidak akan pernah bisa.

Pa, aku rindu.
Hari-hariku terasa penuh namun sepi. Tahukah kau maksudku? Sudah tentu. Hanya kau sahabatku bermain kata, berbicara tentang rasa, dan bersembunyi di balik sajak serta nada. Hanya engkau. Sahabatku sejak aku pertama kali membuka mata, mengerti makna dunia, mengenal makna cinta. Hanya kau saja.

Pa, aku rindu.
Bagaimana kabarmu di sana? Hujan hadir setiap hari kini. Apakah kau merasa kedinginan dalam kegelapan? Semoga kau sudah tidak lagi kesakitan ya. Nikmati ketenangan di sana dan berbincang langsung dengan Tuhan. Keluhkan semua kekhawatiran, luapkan segala kemarahan dan ketidakadilan. Kini kau akan selalu didengarkan.

Pa, aku rindu.
Lagu-lagu yang biasa kau dengarkan tetap terngiang di pendengaran. Suara televisi yang biasa kau putar tetap meramaikan. Namun, mengapa tanpamu yang ada hanyalah kesunyian? Ruang di rumah ini terasa hampa tanpamu, Pa. Sepasang sepatu terakhirmu masih di tempat yang sama. Di belakang kursi kemudi yang biasa kukendarai. Mengapa? Aku rindu mengantarkanmu mewujudkan cita-cita dan anganmu.

Pa, aku rindu.

Apakah kau juga merindukanku?

Malang, 20 April 2022
Share:

0 Comments:

Post a Comment