Wednesday, March 20, 2013

Berbagi Cangkir Part III


Aku | Kamu | Kita
Di antara temaram cahaya

Jangan sekali-kali kamu bertanya. Seberapa dalam aku jatuh cinta. Rasa yang ada jauh daripada apapun yang bisa diukur manusia biasa. Hanya Tuhan dan hati kita yang tahu kenyataannya. Di antara detik yang tertunda, ada kita yang berbagi tawa tanpa peduli apa kata dunia. Di antara jarak tanpa angka, ada kita yang menangisi kenyataan yang seringkali tidak seperti apa yang ada dalam rencana. Di antara bahasa penuh aksara, ada kita yang sedang mengukir cerita.

Jangan sekali-kali kamu bertanya. Seberapa jauh aku jatuh kepadamu.  Aku bisa menjadi siapapun yang aku mau saat bersamamu. Di sampingmu, hanya bahagia yang aku tahu. Di pelukan dan rengkuhanmu, hanya harapan akan kata selamanya yang aku mau. Di sela jemari tanganmu, ada kerinduan akan ketenangan tanpa batas yang tidak kenal kandas. Karena kamu, selalu menjadi definisi bahagia yang terbaru.

Jangan sekali-kali kamu bertanya. Seberapa lama aku akan mencintaimu. Aku benci menghitung angka. Aku benci mengukur waktu di dunia. Aku benci bergulat dengan jarak yang tidak berguna. Untuk apa? Aku tidak butuh angka untuk mencintaimu. Aku tidak peduli seberapa waktu yang tersisa untuk bersamamu. Dan tidak ada kilometer yang mampu menjauhkan aku dari memikirkanmu dan menghadirkanmu tinggal di otakku.

Kalau kamu masih berani bertanya, tidak akan ada jawabannya.
Kalau kamu masih berani bertanya, tidak akan bisa aku menjawabnya.

Karena kamu adalah jawaban yang segala pertanyaan yang kau tanyakan.
Dan aku mencintaimu tanpa banyak tanda tanya dan pertanyaan.

Kamu, aku cinta;
Itu saja.

Tuesday, March 19, 2013
11.57
Share:

0 Comments:

Post a Comment