di lorong waktu yang lama berlalu
tidak kusadari selalu ada namamu
detail cerita itu ternyata menunggu
untuk kupungut dan kutunjukkan kepadamu
kita bertegur sapa
meruntuhkan tembok keegoisan kita
tawa yang mengalun perlahan
melunturkan warna arogan
yang lama menghalang
cinta hadir di ruang hati kita
tanpa mengucap salam pun berikan aba-aba
menyelinap begitu saja
menyusup dan mengalir di nadi kita
terlalu suci untuk dihindari
terlalu menggugah untuk berpasrah
terlalu indah untuk digundah
apa adanya pantas jadi jelaga
aku mencintaimu, seutuhnya
0 Comments:
Post a Comment